Meraih Prestasi Melalui Kristus

Banyak cara untuk meraih prestasi. Kuncinya satu yaitu ketekunan. Dengan ketekunan, siapapun...siapapun dapat meraih prestasi. Bagaimana kita menggambarkan prestasi? biasanya prestasi digambarkan sebagai tercapainya target yang kita tetapkan. Setelah kita mencapai target tersebut, maka kita telah berprestasi.

Tetapi, melalui Kristus prestasi yang kita dapat bukan hanya tercapainya target tetapi Tuhan akan memberikan kepada kita prestasi demi prestasi yang melampaui target kita.

Target yang terbaik dari yang terbaik yang akan kita dapatkan kalau kita dapat meraihnya melalui Kristus!

Sabtu, 20 Februari 2010

Khawatir Dampak Facebook, Kepala Sekolah di Depok Gelar Pertemuan

Rabu, 10 Februari 2010 | 16:49 WIB

TEMPO Interaktif, Depok - Situs jejaring sosial facebook yang banyak diakses pelajar di Depok membuat Dinas Pendidikan kota Depok merasa perlu melakukan pertemuan khusus dengan seluruh kepala sekolah guna membahas hal ini. Apalagi dalam razia yang dilakukan wali kota Depok, Nur Mahmudi Ismail pada Selasa lalu ditemukan beberapa pelajar yang sengaja membolos dari sekolah hanya untuk datang ke warung internet guna mengakses akun facebook.

Nur menegaskan, dirinya tidak pernah melarang keberadaan situs yang diciptakan oleh Mark Zuckenberg tersebut. Tetapi, ia berharap agar situs tersebut dimanfaatkan sesuai prosedur. “Facebook bisa bermanfaat untuk sarana untuk mempererat silaturahmi, tetapi penggunaannya juga harus dilakukan secara bijak,” ujarnya, Rabu (10/2).

Untuk mencegah banyaknya siswa yang membolos hanya untuk datang ke warnet, Nur mengusulkan perlunya dibuat atau kesepakatan antara Dinas pendidikan dengan para pengelola warnet. Kesepakatan tersebut akan mengatur para pengelola warnet agar tidak mengizinkan pelajar mengakses internet pada jam-jam sekolah..

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Farah Mulyati menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan surat edaran kepada para pengelola warnet di Kota Depok, terutama warnet-warnet yang berada di dekat sekolah. “Kalau MOU mungkin belum, tetapi dalam waktu dekat kita akan kirim surat edaran ke pengelola warnet,” ujarnya.

Sebagian besar kepala sekolah yang hadir dalam pertemuan tersebut menyambut baik surat edaran yang akan dibuat oleh Dinas Pendidikan. Apalagi para kepala sekolah melihat bahwa sebagain besar murid memiliki akun facebook.

Kepala Sekolah SMP Permata Bunda Cinere, Esther mengatakan bahwa hampir seluruh muridnya memiliki akun facebook. Untuk melakukan pengawasan terhadap para murid, maka ia dan seluruh guru juga memiliki akun facebook. ”Saya dan semua guru juga buka akun facebook, jadi kita bisa kontrol mereka,” ujarnya kepada Tempo, Rabu (10/2).

Menurut Esther, aktivitas para muridnya dalam situs ini terbatas pada memberikan ucapan motivasi atau semangat. Meski demikian, jika ada salah seorang muris yang terlihat menggunakan akun ini untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab atau mengeluarkan kata-kata kotor, maka guru tidak segan-segan untuk memberikan teguran.

Esther menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah melarang para murid memanfaatkan situs ini, tetapi juga tidak pernah menganjurkan. “Yang penting bagi kita, para murid menggunakan etika dalam memanfaatkan situs ini,” katanya.

Sebelum adanya pertemuan ini, Esther mengaku sekolahnya telah melakukan pengawasan terhadap kegiatan murid dalam memanfaatkan internet. Salah satunya adalah dengan pemblokiran situs-situs tertentu di komputer sekolah. Selain itu, setiap pelajaran komputer, ada dua guru yang mengawasi proses belajar mengajar. Para murid juga tidak diperbolehkan untuk mengaktifkan ponsel mereka pada jam belajar.


Tia Hapsari

sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/02/10/brk,20100210-224911,id.html

Keluarkan Siswa dari Sekolah Akibat Facebook Dinilai Berlebihan

Minggu, 14 Februari 2010 | 13:07 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | Kategori: Berita Terkini, Sumatera | ShareThis

TANJUNGPINANG | SURYA Online - Wali Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Suryatati A Manan, menilai tindakan pihak sekolah yang mengeluarkan empat siswa lantaran menghina gurunya melalui situs jejaring sosial “facebook” terlalu berlebihan.

“Pihak sekolah sepertinya terlalu berlebihan, anak-anak tersebut juga punya hak untuk belajar,” kata Suryatati usai menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2561 di Jalan Merdeka Tanjungpinang, Minggu (14/2/2010).

Menurutnya, seharusnya anak-anak tersebut dibina terlebih dahulu sebelum ada tindakan terakhir yang dilakukan oleh pihak sekolah. “Saya akan panggil Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang,” kata Suryatati.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah, mengaku belum mengetahui permasalahan adanya empat siswa SMA 4 Kota Tanjungpinang yang dikeluarkan dari sekolah karena menghina seorang guru perempuan dengan kata-kata kotor melalui facebook.

“Saya akan cek dulu, nanti saya akan panggil Wali Kota Tanjungpinang,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Ahadi, menilai tindakan sekolah mengembalikan empat orang siswanya kepada orang tua sudah sesuai aturan.

“Kami menilai tindakan yang diambil pihak sekolah sudah sesuai aturan dan kami mendukung tindakan yang diambil pihak sekolah untuk mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya,” kata Ahadi.

Empat orang siswa SMA 4 Tanjungpinang yang melakukan penghinaan terhadap seorang guru pelajaran keterampilan tersebut dinilai sudah berlebihan dengan melakukan posting di facebook. “Mereka tidak tahu akibat tindakan mereka itu tersebar luas di dunia maya yang menyebabkan guru tersebut merasa terhina,” ucapnya.

Ahadi juga mengatakan, dalam tata tertib sekolah sudah dijelaskan seluruh aturan-aturan yang berlaku dan sudah disepakati bersama pihak sekolah dengan orang tua siswa.

“Seluruh guru juga sepakat untuk mengembalikan mereka kepada orang tuanya, karena tindakan mereka bukan sekali itu saja melakukan tindakan yang tidak pantas, kalau sekali mungkin masih diberikan teguran atau surat peringatan,” katanya.

Tindakan yang diambil tersebut menurut dia juga sebagai pembelajaran kepada siswa, agar anak-anak didik tersebut tertib dan mempunyai sopan santun terhadap guru.

“Kalau dibiarkan akan menjadi berbahaya,” jelas Ahadi.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah SMA 4 Tanjungpinang, Yose Rizal menyebutkan, kata-kata yang ditulis siswanya tersebut di jejaring sosial “facebook” sudah menyebut sesuatu yang sensitif bagi seorang perempuan.

“Akibatnya guru yang bersangkutan juga tidak sanggup lagi untuk berhadapan dengan siswa itu,” ungkapnya.

sumber : http://www.surya.co.id/2010/02/14/keluarkan-siswa-dari-sekolah-akibat-facebook-dinilai-berlebihan.html

Kamis, 18 Februari 2010

Profesor Tersandung Plagiat, Unpar Minta Maaf

Profesor Tersandung Plagiat, Unpar Minta Maaf

by Umi Kalsum - Kamis, 18 Februari

Prof Anak Agung Banyu Perwita

VIVAnews - Universitas Khatolik Parahyangan Bandung menyampaikan permintaan maaf atas tindakan plagiarisme yang telah dilakukan salah satu dosennya, Profesor Anak Agung Banyu Perwita. Permintaan maaf itu disampaikan secara tertulis dalam pernyataan resminya.

“Yayasan Universitas Khatolik Parahyangan dengan ini menyampaikan penyesalan dan mohon maaf atas terjadinya tindakan plagiarisme yang dilakukan Profesor Anak Agung Banyu Perwita, PhD," kata Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Cecilia Lauw, Rabu 17 Februari 2010.

Sekali pun tindakan tersebut merupakan tanggung jawab dirinya Banyu, pihak kampus menilai tetap harus meminta maaf karena saat kasus itu terjadi Banyu masih berstatus dosen tetap.

Selain itu, kata Cecilia, pihaknya juga menyadari, tindakan plagiarisme yang dilakukan Banyu ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi yang berada di Jalan Ciumbuleuit Bandung itu.

“Ini menjadi pelajaran untuk mawas diri seraya mewujudkan peningkatan integritas keunggulan akademik dan etik, keserasian antara identitas yang disandangnya dengan aktivitas yang dilakukannya, serta kesepadanan antara apa yang diajarkan dengan apa yang dikerjakan,” katanya.

Universitas Khatolik Parahyangan Bandung akhirnya memberhentikan Anak Agung Banyu Perwita sebagai dosen di perguruan tinggi itu. Keputusan ini diambil setelah Pengurus Yayasan Universitas Katolik Parahyangan menggelar rapat pada Selasa malam.

“Pengurus Yayasan Khatolik Parahyangan menerima pengunduran diri Anak Agung Banyu Perwita sebagai dosen tetap,” ujar Cecilia.

Menurut Cecilia, pemberhentian ini sebagai respon atas surat pengunduran diri Banyu yang sudah diajukan kepada rektor pada tanggal 8 Februari lalu. “Pengunduran diri ini diajukan dengan sadar sebagai pertanggungjawaban atas kesalahannya melakukan tindakan plagiarisme,” ujar Cecilia.

Dengan begitu, kata dia, terhitung sejak tanggal 16 Februari 2010, Banyu tidak lagi memiliki hubungan kerja dengan Yayasan Universitas Khatolik Parahyangan. “Pemberhentian ini akan segera dilaporkan ke Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional,” katanya.

Kasus plagiarisme yang dilakukan Banyu ini mencuat setelah artikelnya berjudul “RI as a new middle power?” yang dimuat di harian The Jakarta Post ternyata sama dengan artikel yang ditulis Carl Ungerer, peneliti asal Australia. Tulisan Ungerer berjudul “The ‘Middle Power’ Concept in Australian Foreign Policy” diterbitkan dalam Australian Journal of Politics and History: Volume 53, Number 4, 2007. Harian ini lalu mencabut artikel itu.

Laporan: BAR | Bandung

sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20100217/tpl-profesor-tersandung-plagiat-unpar-mi-fa55e98.html

Rabu, 17 Februari 2010

Tata tertib untuk dilanggar atau dipatuhi?!

Tiap sekolah, tiap perusahaan atau instansi manapun juga pasti memiliki tata tertib. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah tata tertib dibuat untuk dilanggar atau dipatuhi? atau lagi, dipatuhi karena takut ada sanksinya? Ironis memang apabila kita menjumpai siswa atau anak buah tidak mematuhi tata tertib yang ada. Ironisnya adalah "sudah tau gak boleh...koq tetap dilakukan?"

Apa itu tata tertib? Tata tertib adalah sederetan peraturan yang harus kita patuhi supaya menjadi tertib. Peraturan juga dibuat supaya tidak ada perlakuan istimewa atau ketidakadilan. Dengan kata lain, siapapun yang melanggar aturan...atasan sekalipun akan mendapatkan sanksi. Tetapi mengapa masih ada yang melanggar?

Beberapa alasan yang sempat mampir di dalam pikiran adalah:
  1. Karena tidak ada yang mengawasi. Kebanyakan peraturan dilanggar adalah karena tidak ada orang yang mengawasi. Atau karena tidak ada evaluasi atau inspeksi rutin yang dilakukan dewan direksi atau pihak yang berwenang. Jadi, kita pikir karena tidak adanya inspeksi kita berkata "mungkin si bos sudah lupa dengan peraturan yang satu itu.."
  2. Tergoda. Perangai manusia dibelahan bumi manapun selalu penasaran....punya keingintahuan yang besar atas sesuatu hal yang tidak atau belum diketahuinya..termasuk melanggar peraturan. Untuk membuktikan keingintahuan kita adalah dengan cara melihat rekan kita sendiri melanggar peraturan...kita akan menantikan dengan sabar bagaimana reaksi pimpinan setelah mengetahui ada anak buahnya telah melakukan pelanggaran. Setelah ditunggu-tunggu...lho koq tidak terjadi apa-apa?! Lalu, kita sudah bisa menebak bukan apa yang terjadi?? kita coba juga untuk melakukan pelanggaran...toh temen aku tidak kenapa-kenapa koq....
  3. Dableg. Satu-satunya alasan adalah ingin dikeluarkan...dengan begitu dapat pesangon yang lumayan besar. Kalau di sekolah, sudah bosan bersekolah sehingga ingin pindah ke sekolah yang lain untuk mencari suasana baru. Sehingga si pelaku berpikir "daripada minta pindah lebih baik buat masalah sehingga dikeluarkan..:)" tentunya ini hanya sebuah lelucon yang tidak lucu sebenarnya. Tetapi, ada lho orang yang seperti itu. Sudah melakukan kesalahan dan dihukum tetapi masih saja melakukannya lagi...apa penyebabnya" satu kata yang menjelaskan semuanya DABLEG
Oleh karena itu, mandiri dong...jangan ikut apa kata orang. Orang terjun ke jurang, masa kita ikut terjun juga...tunjukkan bahwa kita ini adalah pribadi yang memiliki integritas...yang memiliki prinsip yang kita pegang teguh. Jadi, apakah tata tertib itu untuk dilanggar atau dipatuhi terserah kepada anda...apabila kita terbiasa melanggar tata tertib maka kita akan menuai apa yang kita lakukan. tetapi apabila kita mematuhi tata tertib yang ada maka kita akan menuai sesuatu yang baik dalam kehidupan kita saat ini dan yang akan datang.


Rabu, 10 Februari 2010

Bertindak Hati-hati

Yos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Saya membaca koran PR hari ini dengan badan agak penat dengan segala 'permasalahan' yang terjadi di kantor, dan saya tertarik (terkejut) dengan sebuah berita di halaman utama yang menceritakan tentang seorang dekan yang mengundurkan diri dari jabatannya dari sebuah perguruan tinggi swasta ternama di kota Bandung. bahkan, gelar profesor yang disandangnya terancam dicopot.

Padahal, beliau sempat dibanggakan karena dapat meraih gelar profesor pada usia yang relatif muda (+/- pada usia 41 tahun). Ada apa gerangan? menurut beliau karena kecerobohan. Kecerobohannya adalah lupa mencantumkan daftar pustaka atau daftar kutipan dari sebuah artikelnya yang dimuat disebuah surat kabar.

Kecerobohan dapat menimpa siapa saja. seharusnya peristiwa di atas menjadi cermin bukan cemoohan, karena siapa tahu kita pun sedang diambang kecerobohan kita dalam berkata-kata dan mengambil tindakan. Firman Tuhan menasehatkan kita untuk bertindak hati-hati. karena kalau tidak, segala keberuntungan dan keberhasilan tidak akan mengikuti kita.

Karena, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita adalah anugrah. Jadi tidak layaklah kita apabila kita mengatasnama diri kita sendiri berbangga atas anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita. Rasa tinggi hati ini biasanya timbul karena kita merasa kita punya kuasa atas sesuatu, punya posisi, atau dekat dengan orang tertentu sehingga tanpa sadar ...tanpa sadar kita telah bertindak melampaui batas. Biasanyalah inilah yang menyebabkan kita jatuh. rusak susu sebelanga oleh sebuah nila setitik.

Oleh karena itu, perhatikan omongan kita. perhatikan tingkah laku kita. perhatikan keputusan yang kita ambil...karena salah bertindak akan berakibat fatal.

Tuhan memberkati.

Jumat, 05 Februari 2010

GREAT SERVANT GREAT SUCCESS

Oleh: Paulus Winarto*

If you want to be great, you must be the servant of all the others.

- Son of Man

Melayani dan melayani. Kata itu seolah menjadi sesuatu yang biasa, kalau tidak mau dibilang basi. Banyak buku, seminar hingga berbagai prinsip-prinsip kehidupan yang mengajarkan bahwa melayani adalah kunci menggapai keberhasilan hidup bahkan kunci untuk hidup pada tingkatan yang lebih tinggi (next level). Tapi apa yang dimaksud dengan melayani?

Setiap orang boleh punya pemahaman yang berbeda tentang kata melayani. Bagi saya melayani adalah tindakan yang dilakukan dengan tulus dan memberikan nilai tambah bagi hidup sesama. Salah satu bentuk memberikan nilai tambah adalah membantu sesama untuk hidup lebih baik, misalnya membantu mereka untuk menggapai prestasi yang lebih baik.

Mentor saya yang juga guru kepemimpinan, John C. Maxwell suatu ketika pernah berujar bahwa dalam diri setiap pengikut (follower) selalu ada tiga pertanyaan mengenai pemimpin mereka (leader), yakni apakah Anda sebagai pemimpin peduli kepada saya (do you care for me)? Bisakah Anda membantu saya menjadi lebih baik (can you help me) serta bisakah saya percayakah kepada Anda sebagai pemimpin saya (can I trust you)?

Nah, pertanyaan kedua dari para pengikut tersebut (can you help me) sangat berhubungan sejauh mana seorang pemimpin bisa menjadi hidup pengikutnya lebih baik. Ini tentu tidak hanya bicara kesejahteraan materi semata (meski pun ini juga salahg satu hal terpenting) tapi juga berbagai aspek kehidupan lainnya.

Misalnya, jika saya adalah karyawan pada perusahaan Anda, bisakah Anda sebagai pemimpin membantu saya menjadi karyawan yang lebih terampil dalam bekerja? Bisakah Anda membantu saya untuk mengembangkan potensi kepemimpinan saya? Bisakah Anda membantu saya agar saya lebih efektif dan efisien dalam bekerja? Singkat cerita, sebagai seorang pemimpin, bisakah kita menjadikan pengikut kita lebih baik dari waktu ke waktu? Jika ia tetap sama sekalipun sudah ikut kita selama sekian tahun, itu artinya kita sebagai pemimpin tidak menumbuhkan dia. Bukankah dengan semakin bertumbuhnya seorang karyawan akan terbuka juga peluang semakin ia bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan?

Di sisi lain jika kita berbicara tentang melayani, sebenarnya kita sedang bicara tentang hidup di luar diri sendiri alias tidak ego oriented. Zig Ziglar benar ketika berkata, “You can have everything in life you want if you will just help enough other people get what they want." Ya, Anda bisa memiliki apa pun dalam hidup ini sepanjang Anda juga mau berusaha untuk membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dengan demikian, pada dasarnya setiap manusia layak (deserve) untuk sukses. Kata “deserve” berasal dari bahasa Latin yaitu “de” yang berarti dari dan “servire” yang berarti melayani. Karenanya, kata “deserve” itu berarti “dari melayani”. Itulah sebabnya, semakin banyak, semakin cepat dan semakin baik Anda melayani orang lain, semakin banyak hal yang layak Anda peroleh dalam hidup ini atau menjadi milik Anda.

Kisah sukses berbagai perusahaan besar membuktikan hal ini. Manakala produk atau jasa sebuah perusahaan bisa menjawab kebutuhan konsumen atau menyelesaikan masalah konsumen, maka pada saat itu profit akan mengalir masuk dengan sendirinya. Misalnya, jalan tol memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas (meski sering juga jalan tol dalam kota di Jakarta yang justru lebih macet daripada jalan biasa). Telepon selular canggih yang memudahkan orang berkomunikasi, tidak hanya bertelepon tapi juga bisa e-mail, chatting dan terhubungan dengan situs jejaring sosial lainnya. Dokter yang dianggap paten dan memiliki banyak pasien, biasanya dikenal luas karena cerita mengenai banyaknya pasien yang sembuh setelah diobatinya.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana menerapkan prinsip melayani ini dalam hidup sehari-hari. Berikut ada beberapa tips praktis:


1. Di mana pun Anda berada, selalu tanyakan kepada diri Anda: apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu orang-orang di sekitar Anda lebih sukses lagi? Dengan kata lain apakah kehadiran Anda memberikan dampak yang positif bagi kehidupan mereka?

Jika Anda seorang profesional, apa saja yang bisa Anda lakukan untuk membantu rekan kerja Anda (terutama atasan langsung Anda) lebih produktif? Sudahkah Anda menjadi problem solver di tempat kerja? Apakah kehadiran Anda membuat target lebih cepat atau lebih mudah tercapai? Ingatlah, karyawan yang memberatkan sebuah perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji paling tinggi, namun karyawan yang tidak produktif.

Jika Anda seorang pengusaha, tanyakan bagaimana caranya agar produk atau jasa Anda bisa sungguh memberikan nilai tambah bagi konsumen, bahkan nilai tambah yang sama sekali tidak diberikan oleh perusahaan lain. Jika Anda seorang guru, bagaimana caranya membuat murid-murid Anda menjadi lebih pandai dan berbudi pekerti baik?


2. Secara berkala, evaluasi diri Anda: dalam bidang apa saja Anda merasa masih harus memperbaiki diri dan kinerja Anda? Lakukan ini bersama mentor, rekan kerja atau sahabat-sahabat Anda. Semakin baik diri Anda, semakin banyak yang bisa Anda kontribusikan bagi kehidupan orang lain.

Lakukan ini secara berkala dan sungguh-sungguh. Nama besar alias kesuksesan di masa lalu serta berbagai metoda yang membawa keberhasilan di masa lalu, bukan lagi jaminan untuk membawa Anda meraih hari esok yang lebih baik. Situasi penuh kompetisi telah membuat dunia berubah dengan sangat cepat. Mau terus belajar demi memperbaiki diri dan meningkatkan diri adalah kunci penting untuk dapat terus menjadi pemenang.


3. Libatkan diri Anda dalam kegiatan sosial (non-profit). Dengan demikian Anda selalu memiliki alasan untuk mensyukuri hidup ini sekaligus merasakan hidup Anda bermakna karena Anda telah memberikan nilai tambah bagi sesama yang barangkali tidak akan pernah bisa membalas kebaikan Anda. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan non-profit kerap kali membuat orang mampu mengembangkan belas kasihan (compassion) dalam hidupnya sehingga di kemudian hari ia semakin dapat bertumbuh menjadi manusia yang memiliki kasih sejati kepada sesama.

Selamat mencoba.


* Motivational Teacher dan Penulis Buku. Beralamat di www.pauluswinarto.com.


sumber : pauluswinarto.com