Meraih Prestasi Melalui Kristus

Banyak cara untuk meraih prestasi. Kuncinya satu yaitu ketekunan. Dengan ketekunan, siapapun...siapapun dapat meraih prestasi. Bagaimana kita menggambarkan prestasi? biasanya prestasi digambarkan sebagai tercapainya target yang kita tetapkan. Setelah kita mencapai target tersebut, maka kita telah berprestasi.

Tetapi, melalui Kristus prestasi yang kita dapat bukan hanya tercapainya target tetapi Tuhan akan memberikan kepada kita prestasi demi prestasi yang melampaui target kita.

Target yang terbaik dari yang terbaik yang akan kita dapatkan kalau kita dapat meraihnya melalui Kristus!

Selasa, 27 Desember 2011

Where God Left His Shoes

Sebuah film yang baru saja saya tonton dan ternyata sangat menyentuh. Dikisahkan ada sebuah keluarga yang memiliki dua orang anak mengalami permasalahan yang berat. Mereka harus diusir dari apartemen mereka, dan harus tinggal di tempat penampungan. Sang ayah seorang petinju yang dipecat oleh promotornya dan tidak mendapatkan pekerjaan apapun kecuali kerja sampingan mengangkat batu dengan upah 50 - 75$. Yang perlu diketahui, ibu dan kedua anak tersebut sebelumnya memiliki seorang ayah yang suka memukul dan tidak mengasihi mereka, lalu bertemulah mereka dengan Frank Diaz.

Apa yang dikisahkan dari film ini? Perjuangan Frank dan anak laki-lakinya untuk mendapatkan apartemen, tempat yang nyaman daripada di tempat penampungan untuk dapat menikmati malam natal. Apakah endingnya menyenangkan? tidak juga. Tetapi yang utama saat kita menonton film ini adalah kekuatan cinta sanggup membuat keluarga ini menjalani hari-hari yang buruk. Bahkan pada saat-saat genting, sang Ibu menghubungi ayah kandung anak-anaknya agar mendapatkan tempat tinggal yang nyaman pun tidak dapat menghancurkan keluarga ini.

Di momen yang seperti ini, sudahkah kita belajar mengasihi? walaupun keinginan pribadi kita mungkin lebih kuat tetapi apakah kita mau berkorban demi sebuah keutuhan? Ingat, mengasihi berarti melakukan tindakan. Mengasihi juga berarti kita melakukan pengorbanan. Pengorbanan berbicara tentang kematian...kematian terhadap keinginan diri sendiri.